Kau Bilang Waktu Akan Menyembuhkan, Tapi Waktu Justru Menertawakan Hembusan angin membawa aroma Gui Hua yang menusuk hidung, sama persis ...

Dracin Populer: Kau Bilang Waktu Akan Menyembuhkan, Tapi Waktu Justru Menertawakan Dracin Populer: Kau Bilang Waktu Akan Menyembuhkan, Tapi Waktu Justru Menertawakan

Dracin Populer: Kau Bilang Waktu Akan Menyembuhkan, Tapi Waktu Justru Menertawakan

Dracin Populer: Kau Bilang Waktu Akan Menyembuhkan, Tapi Waktu Justru Menertawakan

Kau Bilang Waktu Akan Menyembuhkan, Tapi Waktu Justru Menertawakan

Hembusan angin membawa aroma Gui Hua yang menusuk hidung, sama persis seperti dulu. Lin Mei, dengan jemari yang kini lentik dan terawat, membelai sutra brokat di tokonya. Sutra yang ia rancang sendiri, terinspirasi mimpi-mimpi aneh yang menghantuinya setiap malam. Mimpi tentang istana megah, intrik berdarah, dan…pengkhianatan.

Di kehidupannya yang dulu, ia adalah Permaisuri Xian, dijunjung tinggi karena kecantikannya, disegani karena kecerdasannya. Namun, cintanya pada Kaisar Li Wei diracuni. Orang yang paling ia percayai, orang yang ia kira sahabat, ternyata menusuknya dari belakang. Selir Zhao, dengan senyum manis dan kata-kata berbisa, merebut tahtanya, merebut cintanya, merebut NYAWANYA.

Lin Mei tidak mengingatnya dengan jelas. Hanya serpihan: suara tawa melengking, cawan berisi arak beraroma pahit, dan tatapan dingin yang menusuk jantung. Tapi, setiap kali ia melihat lukisan Kaisar Li Wei di pasar antik, dadanya terasa SESAK.

Dunia barunya aman, modern, jauh dari intrik istana. Tapi, benih dendam telah ditanam dalam jiwanya. Ia bukan lagi Permaisuri Xian yang lemah lembut. Ia adalah Lin Mei, seorang perancang busana berbakat yang memiliki kekuatan untuk mengubah takdir.

Pertemuannya dengan Zhao Wei, pewaris konglomerat bisnis, seperti dejavu yang menyesakkan. Zhao Wei memiliki senyum manis dan kata-kata yang memabukkan. Persis seperti Selir Zhao. APAKAH ini kebetulan?

Lin Mei memperhatikannya dengan seksama. Zhao Wei mengingatkannya pada masa lalunya dan membuatnya mengingat KEMBALI. Akhirnya, ia mengingat segalanya! Bagaimana Selir Zhao meracuni dirinya, bagaimana Kaisar Li Wei yang dibutakan cinta tidak mempercayainya, bagaimana ia mati sendirian, dikutuk dan dilupakan.

Ia tahu apa yang harus dilakukannya. Balas dendamnya tidak akan berdarah. Tidak akan ada pembunuhan atau intrik. Ia akan menghancurkan Zhao Wei dengan cara yang lebih elegan. Ia akan merebut semua yang dimiliki Zhao Wei, satu per satu, dengan bakat dan kecerdasannya. Ia akan membuat Zhao Wei merasakan keputusasaan yang dulu ia rasakan.

Lin Mei mendekati Zhao Wei. Ia menerima tawarannya untuk bekerja sama. Ia tersenyum manis, senyum yang menutupi api yang membara di dalam hatinya. Ia menjadi tangan kanannya, orang kepercayaannya. Lalu, perlahan tapi pasti, ia mulai meracuni bisnis Zhao Wei dari dalam. Ia membocorkan rahasia, membuat kesalahan strategis, dan merebut klien-klien penting.

Akhirnya, Zhao Wei bangkrut. Ia kehilangan segalanya: bisnisnya, reputasinya, bahkan cintanya. Ia menatap Lin Mei dengan tatapan kosong. "Kenapa?" bisiknya.

Lin Mei tersenyum dingin. "Kau bilang waktu akan menyembuhkan," katanya, "Tapi waktu justru menertawakan. Bukankah begitu, Selir Zhao?"

Zhao Wei tertegun. Ia mengenalinya. Ia melihat kilatan masa lalu di mata Lin Mei. Ia tahu, ia telah kalah.

Lin Mei meninggalkan Zhao Wei yang hancur di tengah jalan. Ia melangkah pergi, menuju masa depannya, dengan satu janji yang terukir di hatinya: Kaisar, kita akan bertemu lagi…di kehidupan selanjutnya.

You Might Also Like: Full Drama Pelukan Yang Menghangatkan

0 Comments: